GENG MOTOR TANGKY BOYS WAJIB DITEMBAK MATI…MAU ABG DIBAWAH UMUR BODO AMAT BRO…

ImageAksi Geng Motor Tangky Bosy yang berbuat keonaran di Pondok Gede ternyata masih ABG di Bawah umur, namun aksi mereka sadis tanpa perikemanusiaan. Hukuman setimpal wajib ditembak ditempat. Biar kapok sekalian. Geng Motor Tangky Bosy beranggotakan puluhan motor merusak warnet dan menghajar warja dengan sabetan samurai dan siraman air keras. Beberapa warga mengalami luka bacok serius dibagian punggung kiri tembus ke paru-paru.  Kejadian ini pada Minggu lalu (16/2/2014) yang lalau,  menyerang warnet De Cornet di Pondok Gede, Perumahan Akasia dan Pasar Kecapi Bekasi.

Mengenai hal tersebut, sosiolog Raphy Uli Tobing mengatakan aksi kekerasan yang dilakukan anak-anak muda yang tergabung dalam geng motor ini karena mereka mencari perhatian.

“Anak-anak muda itu ingin mencari perhatian. Mereka ingin menantang dan menaklukkan dengan cara menantang otoritas misalnya aparat keamanan dan warga. Dan cara yang mereka lakukan untuk itu adalah dengan aksi kekerasan,” ujar Raphy Uli, Kamis (20/2/2014).

“Mereka adalah pemuda, energi mereka banyak. Nah mereka butuh sarana untuk melepaskan energi yang besar itu. Dulu ada gelanggang remaja sebagai penyalur kegiatan mereka, sekarang sudah jarang,” lanjutnya.

ImageTembak ditempat

Respon keras dan cepat dilakukan oleh Polda Jabar. Semua polisi di wilayah hukum Polda Jabar diperintahkan untuk melakukan tembak di tempat kepada anggota motor yang melakukan tindak kriminal di jalan.

Hal ini dinyatakan oleh Kapolda Jawa Barat Irjen Mochamad Iriawan, usai menghadiri diskusi bertahuk “Hantu Geng Motor Masih Meresahkan Warga Kota Bandung” di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan 5, Rabu (19/2/2014).

“Tapi tidak sembarang tembak. Polisi sudah diajarkan untuk tidak menembak di bagian vital, hanya melumpuhkan saja, Kami sudah komitmen. Memang saya mengambil langkah tidak populer, tapi ini untuk hidup masyarakat yang lebih baik. Tidak masalah bagi saya, saya tidak butuh populer,” ujar Iriawan.

Penyidik menetapkan 11 tersangka kasus penganiayaan dan perampasan yang dilakukan sekelompok Geng Motor Tangky Boys. Dari 11 tersangka tersebut didominasi para pelakunya rata-rata berusia remaja dan masih dibawah umur. Beberapa di antaranya ada yang masih duduk di bangku SMP, SMA dan SMK. Ada pula yang putus sekolah dan mahasiswa.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru Pranoto mengatakan kasus tersebut merupakan fenomena yang cukup menarik dimana pelakunya hampir rata-rata di bawah umur.

Image“Ini fenomena yang cukup menarik, tentunya pelaku ini hampir rata-rata dibawah umur. Kami juga libatkan dari Perlindungan Anak, KPAI. Kalau masih sekolah, kami akan undang orangtuanya dan tempat dia sekolah,” terang Heru, Rabu (19/2/2014) malam.

Heru menambahkan kasus tersebut bukan terjadi antara kelompok geng. Melainkan berawal dari keributan dan terjadi perkelahian.

“Kasus ini sebetulnya bukan antara kelompok geng. Ini berawal dari keributan mereka kemudian terjadi saling perkelahian. Kelompok ini bubar, merasa punya kekuatan, cari kekuatan merusak warnet. Dan kami lakukan upaya penegakan hukum,” ungkap Heru.

Motor Rampasan dijual ke Bengkel

Lebih lanjut Rikwanto Humas Polda Metro Jaya mengatakan, motor  hasil rampasan tersebut sudah dijual ke sebuah bengkel. Saat ini motor masih berada di dalam bengkel namun bengkel tersebut tutup.

“Motornya ada di dalam bengkel, tapi bengkelnya tutup. Dan masih dicari pemilik bengkelnya,” kata Rikwanto.

One comment

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s