Kali ini kami sajikan informasi tentang proses pembuatan alat pengaman kepala saat berkendara atau yang lebih dikenal dengan HELM. Banyak Helm yang bermunculan dengan aneka merk dan semua terdapat stiker atau embos standar SNI. Lalu bagaimana sih helm yang benar-benar berkualias itu? Nah beberapa waktu yang lalu Produsen Helm Cargloss mengundang awak media baik cetak maupun online untuk melihat dari dekat proses produksi helm Cargloss. Lokasi pabriknya di Desa Sanja KM. 2 Citereup Sentul Selatan Kab. Bogor.
Menurut pihak Cargloss dalam membedakan Helm yang memiliki kualitas baik dan mampu memberikan keamanan maksimal pada kepada, yang orang awam dapat dengan mudah memahami dan membedakan adalah dari segi Harga itu hal yang paling simple. Intinya ada harga ada rupa (kualitas). Karena material yang berkualitas juga membutuhkan biaya yang tidak murah.
Selain material dasar yang bagus dan masih membutuhkan proses yang panjang, dimana proses membuat helm berkualitas juga membutuhkan peralatan yang penuh dengan teknologi modern dan SDM yang berkualitas. Nah disini kami akan informasikan bagaimana proses membuat Helm berkualitas standar SNI ala Cargloss.
Ternyata untuk membuat satu helm itu prosesnya begitu panjang perkiraan mulai dari bahan mentah hingga jadi helm siap dipasarkan membutuhkan waktu 30-1 jam. Pihak Cargloss sendiri dalam 1 hari mampu membuat 1000 helm siap dipasarkan.
Bagi Cargloss standar keamanan Helm merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi. Dengan begitu, produk yang dihasilkan tetap maksimal. Keamanan pun menjadi jaminan bagi pengguna helm Cargloss, standar SNI menjadi patokan utama.
Nah proses panjang pembuatan helm itu terbagi dalam tiga tahapan. Pertama, pembentukan bijih plastik hingga menjadi batok. Setelah itu, batok helm dimasukkan ke tahap pengecatan. Kemudian, batok helm diberikan berbagai pelengkap helm. Terakhir, pengecekan kualitas, pengujian SNI dan packing.
1. Pemiliihan Material Helm dari Biji Plastik
Awal mulanya biji plastik dipilih sesuai stadar produksi. Untuk mencetak batok helm, pertama kali biji plastik dicairkan. Kemudian, cairan plastik itu dibentuk sesuai cetakan batok helm. Di dalam mesin molding injection, plastik dipadatkan selama 65 detik.
Untuk pembuatan kaca dan aksesoris tidak jauh berbeda dengan proses pencetakan batok. Hanya saja, waktu yang diperlukan dalam mesin berbeda. Proses pembuatan kaca helm memakan waktu 33 detik sementara proses pembuatan aksesoris menghabiskan 7,5 detik.
Untuk membentuk batok, kaca dan aksesoris yang terbuat dari bahan plastik, Cargloss menggunakan mesin molding injection. Di dalamnya, terdapat pencetak bentuk batok, kaca maupun aksesoris. Ketiga bentuk itu dibuat dalam mesin yang berbeda.
2. Painting atau Pengecatan
Setelah proses cetak dan batok sudah jadi kemudian masuk proses pengecatan. Sebelum dicat batok helm terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran debu, atau direpair jika ada permukaan yang kurang bagus. Setelah semua selsai baru dicat menggunakan penyemprot cat mirip air brush alatnya, menggunakan kompresor.
Selesai dicat, batok helm stiker livery atau sesuai dengan disain yang dikembangkan oleh tim desain. Ingat bro stiker ini ditempelnya menggunakan sistem water decal yang penempelannya menggunakan air. Sehingga berbeda dengan dicat air brush. Hasilnyapun akan mirip dengan air brush karena stiker mampu menempel dengan sempurna dan bahnya begitu tipis menyatu dengan cat.
3. Quality Control dan Finishing
Setelah proses produksi selesai, helm pun masuk ke proses perakitan (assembling). Semua bahan helm disatukan ke dalam batok helm. Aksesoris pelengkap seperti list karet atas bawah, styrofoam, tali pengaman, stiker,pet dan kaca helm. Bagian teraksi sebelum dikemas, dicek oleh bagian kualiti kontrol.
4. Uji Kualitas Standar SNI
Setiap seluruh helm yang selesai diproduksi pada hari itu, perkiraan 1000 helm, pihak Cargloss akan mengambil 10 helm secara acak untuk diuji kualitasnya sesuai standar SNI. Pengujian ini menggunakan alat khusus yang milik Cargloss yang telah lulus SNI juga.
Langkah awal pengujian SNI, helm masuk ke dalam alat yang bernama tracking point. Alat ini berfungsi untuk menentukan titik-titik yang diuji. Satu helm ada 5 titik dalam dua kali proses pengujian. Kelima titik itu berada di depan, atas, belakang, dan samping.
Langkah kedua, helm masuk ke alat uji penyerapan kejut. Alat ini fungsinya untuk menguji getaran yang dihasilkan ketika helm terkena benturan.
Pada tahap ini, helm yang diberi beban seberat 5 kg akan dijatuhkan dari ketinggian 230 cm. Berat dan tinggi itu disamakan dengan kecepatan motor hingga 150 km/jam. Dalam perhitungan gravitasi, batas maksimal yang ditentukan SNI boleh melebihi 300 G.
“Sedangkan Cargloss 198 G dan itu masih jauh dengan standar. Ketika terjadi kecelakaan dia bisa meredam getaran. Kalau di atas 300 G bisa menyebabkan gegar otak,” kata Staf Lab Uji helm Cargloss Deni Fahri.
Selanjutnya, masuk ke pengujian chin strap atau tali pengaman pada helm. Pengujian ini dilakukan untuk mencoba kekuatan tali apakah akan lepas atau tidak dalam keadaan darurat. Pengujian dilakukan di dalam alat uji efektivitas sistem penahan. Alat uji ini punya pemberat yang bebannya 4 kg. Pemberat itu diangkat kemudain dijatuhkan dengan ketinggian 1 meter. Chin strap yang diikat kencang di dagu, tidak boleh terlepas jika baban dijatuhkan dari ketinggian 1 meter.
Selesai pengujian chin strap, helm masuk ke alat uji penetrasi. Alat ini memiliki tombak tajam untuk menguji kekuatan batok helm. Tombak seberat 3 kg itu diangkat dan dicatuhkan hingga ketinggian 160 cm. Jika helm pecah atau tidak layak standarisasi, sensor pada alat ini akan berbunyi.