Ajang balapan level asia yang populer disebut Yamaha Asean Cup Race (YACR) 2014 benar-benar dimanfaatkan maksimal oleh Yamaha Indonesia untuk unjuk gigi pada motor sport terbaru mereka. Fokus pada kelas sport sepertinya Yamaha sedikit melupakan bebek. Sport 250cc dengan riders kelas Nasional macam Sudarmono, SIGIT PD dan Roy Ratukore dipersiapkan maksimal demi sebuah podium. Dalam YACR kali ini Yamaha sebenarnya menurunkan lima pembalap, namun hanya ketika jagoan Yamaha itu yang menguasai podium 1-3.
Semua motor yang turun diajang sport 250cc ini sama-sama memiliki settingan yang sama, alhasil hingga lap terakhir rombongan terdepan jaraknya masih ketat dan lebih sering bergerombol, terutama jarak antara pembalap keempat dengan ketiga. Disini skill dan pengalaman pembalap yang diuji. Kita tau bersama jika ketiga pembalap Yamaha tersebut memang sudah pengalaman membetot motor sport 600cc saat kejuaran IRS. Kelas 250cc dalam YACR ini disebut kelas ST250cc, rencana semula akan diikuti oleh sang jawara MotoGP Lorenzo namun hingga akhir pertunjukan doski tidak muncul dan hanya memuaskan para fans dan pembalap dengan menjajal 8 laps sirkuit sentul.
Beberapa riders yang juara sempat memberikan statement mereka terkait balapan kali ini bro, berikut petikannya :
“Menyenangkan sekali, ini adalah pertama kalinya saya balap dengan motor 250cc, karena biasanya bebek. Motornya lebih bertenaga. Saya cuma berusaha menjaga mesin agar tidak mengalami overheat. Di akhir jalannya balapan, beruntung Sudarmono sudah jauh di depan, karena yang di belakang itu masih saling salip menyalip,” ujar Sigit.
Berbeda lagi dengan komen Sudarmono :
“Kesulitannya adalah motor kami sama semua, soal setting mungkin hanya berbeda sedikit. Makanya, hingga tiga lap terakhir tadi belum ketahuan siapa yang bisa menang, karena terus saling salip menyalip,” ungkap Sudarmono.
Lalu bagaimana dikelas 150cc? Kelas ini menggunakan motor Yamaha R15, eitss jangan dilupakan kelas ini juga sport dengan nama kelas ST150, dihuni oleh pembalap muda seperti Rheza Danica dan Handy Tuahatu dan pembalap senior macam Fitriansyah Kete. Fitriansyah Kete selaku rider senior menjadi dirigen yang memandu yuniornya. Kapalan di Sirkuit Sentul Besar Kete mampu mengasapi para lawan-lawannya dengan mudah. Sehingga riders junior mereka dengan leluasa memainkan permainan yang telah ditentukan strateginya sejak awal, semua berjalan mulus hingga meraih podium.
Hayoo kenapa terkesan fokus di Sport dan bebek ditinggalkan di level Asean? ini bro jawabannya dari petinggi Yamaha Racing Indonesia. Menurut Supriyanto, manager motosport Yamaha Indonesia, bukan berarti melepas kelas bebek. Tapi memang fokus tahun ini dari YRI untuk memperkuat sport. “Selain untuk jenjang ke depan, juga soal pasar. Karena itu bebek diserahkan pada mereka yang muda. Bahkan Anggi Setiawan dan Samsul Arifin berlum pernah di SIC,” jelas Supriyanto. (Rdx13-Rilis YMH)
jos